JAKARTA — Pimpinan Komite II DPD RI, Andi Abdul Waris Halid, SS, MM kembali menyoroti nasib petani di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, yang setiap tahun menghadapi gagal panen akibat banjir.
Hal itu disampaikan Waris Halid saat Rapat Kerja Komite II dengan Kementerian Pertanian di Gedung DPD RI, Jakarta, Senin (16/9/2025).
Menurutnya, banjir yang melanda sekitar 500 hektare lahan persawahan di Kecamatan Tanete Rilau, khususnya di Desa Lalabata, Pancara, Corawari, dan Balusu, telah menjadi masalah tahunan yang merugikan petani.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sejak lama saya turun langsung saat reses. Keluhan petani selalu sama, sawah terendam banjir dan panen gagal. Dari hasil penelusuran, penyebab utamanya antara lain drainase jalur kereta api yang terlalu sempit serta pendangkalan Sungai Bungi,” ungkapnya.
Waris Halid menilai normalisasi sungai tidak akan cukup menyelesaikan persoalan. Ia mendorong adanya langkah strategis berupa pembangunan bendungan sebagai solusi permanen agar banjir bisa terkendali dan lahan pertanian tetap produktif.
“Petani Barru memiliki potensi besar dengan sawah tipe tiga. Namun potensi ini terhambat setiap musim hujan. Karena itu saya sudah mengusulkan pembangunan bendungan kepada Kementerian PUPR dan akan terus mengawal koordinasi lintas sektor, termasuk dengan pihak kereta api,” jelasnya.
Ia mengingatkan bahwa masalah ini bukan hanya isu lokal, melainkan juga menyangkut ketahanan pangan. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya komitmen semua pihak dalam mencari solusi.
“Ini bukan semata soal daerah asal saya. Ini bagian dari tanggung jawab DPD RI untuk memastikan petani tidak terus-menerus menjadi korban banjir yang sebenarnya bisa dicegah dengan kebijakan yang tepat,” tegas Waris Halid.
Sebelumnya, isu banjir sawah Barru juga telah ia sampaikan dalam rapat bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan PT KAI.
Ia memastikan, perjuangan ini akan terus ia dorong hingga petani mendapatkan kepastian solusi. (*)
Penulis : Erwan
Editor : Jamal