TORAJA UTARA – Malam itu, Kamis (3/7/2025), poros jalan Bolu–Rantepao masih dipadati kendaraan dan warga.
Namun perhatian teralihkan saat sebuah truk tangki berlogo industri melesat dengan kecepatan tinggi, nyaris tanpa jeda. Nomor polisinya, DP 8540 XX, mencuat dalam sorotan warga.
Bukan cuma soal ugal-ugalan. Desas-desus segera menyusul: truk itu membawa solar bersubsidi, barang yang seharusnya hanya bisa diakses oleh masyarakat umum dan bukan oleh kendaraan bertanda industri.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Di Balik Tangki: Dugaan Penyaluran Gelap
Truk tersebut disebut milik PT Melona Mitra Energi, salah satu perusahaan yang bergerak di sektor energi dan distribusi bahan bakar industri.
Namun kemunculan kendaraan ini di jalur padat malam hari tanpa pengawalan resmi menimbulkan banyak tanya:
Apa yang sebenarnya dibawa? Dan dari mana asal muatan tersebut?
Sumber internal menyebutkan, ini bukan peristiwa tunggal. Pola seperti ini diduga telah berlangsung lama, diam-diam, dan nyaris tak tersentuh.

“Kalau lihat laju truk itu, bukan sekadar buru-buru. Seperti ada tekanan atau target besar yang harus dikejar,” kata Wandi, saksi mata di lokasi.
Tallunglipu: Titik Hitam di Lereng Toraja
Petunjuk awal penyelidikan mengarah ke Tallunglipu, kawasan yang dikenal sejuk namun kini disebut-sebut sebagai “gudang bayangan” solar bersubsidi.
Alwi, mantan sopir tangki industri, mengaku pernah mengambil muatan dari wilayah tersebut.
“Saya ambil solar di sana. Bos yang suruh. Tapi saya tak berani sebut namanya,” kata Alwi.
“Yang jelas, kami tidak isi dari SPBU biasa. Sudah ada tempatnya.”
Eran Batu dan Jalur Gelap ke Morowali
Penelusuran berlanjut ke Eran Batu, salah satu titik di mana para sopir freelance kerap membeli solar dari pengecer liar.
Ahyar, pengemudi kampas freelance, mengungkap betapa sulitnya mendapat solar resmi.
“Kadang kami antri di SPBU sampai lima jam. Tapi tetap tak kebagian. Yang penting isi, mau dari siapa saja,” ujar Ahyar.
“Saya dengar juga, solar dari Toraja banyak dijual ke Morowali. Truk tangki lewat tengah malam.”

Informasi ini menguatkan dugaan bahwa solar bersubsidi yang ditampung dari beberapa SPBU di Toraja Utara telah dialihkan secara sistematis ke wilayah lain, menggunakan kendaraan industri beratribut legal untuk menutupi pelanggaran.
Melona Bungkam, Warga Tercekik
Hingga laporan ini diterbitkan, PT Melona Mitra Energi belum memberi penjelasan. Pesan konfirmasi yang dikirim ke perwakilan perusahaan bernama Nirwan, hanya dibaca, tanpa balasan.
Sementara itu, masyarakat di Toraja Utara terjebak dalam antrian panjang di SPBU Karassik dan Tallunglipu pagi hingga malam. Pasokan solar subsidi terus menipis, meski distribusi tercatat normal.
“Entah kenapa tiap hari habis terus. Tapi anehnya, di pinggir jalan ada yang jual. Lebih mahal,” keluh Yusran, pengemudi ojek lokal.
“Kalau begini terus, negara rugi, rakyat menderita.”
Skema Abu-abu, Pemain Tersembunyi
Modus pengalihan BBM subsidi melalui truk industri ini memperlihatkan satu pola: pengumpulan solar dari SPBU, penampungan di lokasi tak resmi, dan distribusi lewat jalur bayangan ke luar daerah.
Jaringannya tak hanya melibatkan sopir dan pengepul. Diduga kuat ada pihak-pihak berpengaruh yang bermain di belakang layar — entah sebagai pelindung, koordinator, atau penikmat hasil.
Investigasi ini belum selesai. Kami akan terus menelusuri, melaporkan, dan membongkar.
Karena bahan bakar rakyat bukan untuk dijual kembali — apalagi oleh mereka yang berdiri di balik lambang legalitas industri.(Tim)
Revisi: judul sampul berita terlalu panjang: Judul pertama, Truk Tangki Berseliweran di Toraja, Disinyalir Sedot BBM Solar di Bunker Home Industri: Benarkah Toraja Rangkin Ke-2 Pemasok BBM Terbanyak di Morowali? Direvisi menjadi: Truck Tangki Industri Berseliweran di Toraja, Disinyalir Bermuatan BBM Solar Bersubsidi.
Editor : Mohammad Jamaludin