TORAJA UTARA – Ketua Tim Investigator media online inspirasipos.com dan pemerhati lingkungan, Arnol Hutasoit soroti kerusakan jalan akibat armada dump truck pengangkut material aspal PT. Kurnia Jaya Karya (KJK) milik pengusaha ternama asal Papua Yusuf Rombe Pasarrin (YRP) atau papa Lika.
Pasalnya, ruas jalan tersebut rusak parah karena kerap kali dilalui armada pengangkut aspal melebihi tonase sehingga jalan penghubung antar kelurahan kian hari kian bertambah parah di Kelurahan Rantepaku Tallunglipu, Kecamatan Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Menurut Arnol, akrab disapa Annong, jika pemilik AMP itu tak ada perhatian serius, untuk melakukan perbaikan atau pengaspalan secepat mungkin. Dirinya bersama warga kampung bakal melakukan blokade jalan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami bersama warga tidak tinggal diam dan bakal melakukan blokade jalan. Kita tunggu saja tanggal mainnya,” tegasnya.
Beberapa waktu lalu Annong bersama sahabatnya mendengar langsung dari Yusuf Rombe atau papa Lika untuk memperbaiki dan melakukan pengaspalan padahal dia sudah janji ke kami. Namun tak sesuai apa yang diharapkan Karena hingga saat ini masih abu-abu.
“Kami sudah dijanji tapi itu hanya tinggal omon-omon atau sekedar janji manis semata, apa yang disampaikan oleh pemilik AMP Yusuf Rombe alias Papa Lika sejak tiga tahun terakhir ini belum bisa dia tepati janjinya melakukan perbaikan dan pengaspalan di ruas jalan Rante Pasele ke Grand Mulia Residen rusak parah karena jalan ini tembus ke Pa’meteran,” timpalnya.
“Kerusakan terparah terjadi di ruas jalan Kelurahan Rantepaku Tallunglipu- Rante Pasele. Akibat hilir mudik armada dump truck pengangkut material aspal sehingga kondisi jalan Kelurahan Rantepaku -Rante Pasele rusak parah. Padahal sebelum adanya armada yang mengangkut material Aspal masih layak dilalui. Sejak tiga tahun terakhir ini kondisi jalan mulai berubah. Aspal mengelupas, material cipping terhambur dan jalan berlubang,” ujar Arnol akrab disapa Annong saat di Grand Mulia Residen, Sabtu (14/12/2024) siang.

Selain itu, Arnol menuturkan pengolahan pabrik Aspal atau AMP tersebut menimbulkan asap hitam bercampur putih mengepul ke langit bak hujan vulkanik sehingga mengakibatkan polusi udara di sekitar lokasi padat penduduk.
Parahnya lagi getaran yang ditimbulkan oleh mesin AMP tersebut berakibat bising dan menganggu masyarakat di siang hari dan malam hari.
Dia menambahkan, kalau merujuk pada aturan yang namanya PT atau pabrik pastinya ada dana CSRnya.
“Mana jaminan kesejahteraan masyarakat setempat yang terdampak dari imbas pengolahan aspal. Itukan harus ada, tapi buktinya hanya mementingkan diri sendiri saja tanpa memikirkan kepentingan umum,” ujar Annong yang tegas dan berani memperjuangkan kepentingan orang banyak.(*)
Editor : Jamets