TORAJA UTARA – Kegiatan Sidang Raya ke- XVIII persekutuan geraja-gereja di Indonesia (PGI) dibuka Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar di kawasan Objek Wisata Kete’ Kesu, Kecamatan Kesu, Kabupaten Toraja Utara, pada Jumat (8/11/2024) siang.
Namun kegiatan yang berlangsung itu sontak menuai sorotan dan viral di group Kampanye Virtual.
Lantaran tokoh masyarakat dan calon Wakil Bupati pasangan nomor urut 01 Dr. Marthen Rantetondok, SH, M.Hum atau Bapak Leri disinyalir tak mendapat undangan atau tidak diundang oleh pihak Panitia Sidang Raya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal itu menjadi bahan perbincangan warganet di Media sosial Facebook Kampanye Virtual, adapun warganet mempertayakan kenapa Dr. Marthen Rantetondok, SH, M.Hum atau (MRT) tidak diundang di kegiatan Sidang Raya. Apakah Panitia Sidang Raya seakan-akan lupa atau ada apa?. Sebut Phongkel dalam Cuitannya dan dikomentari 80 orang warganet.
“Panitia Sidang Raya Mengundang Semua Paslon MRT kok tidak diundang ada apa??,” ujar Pongkel dalam cuitannya di FB Kampanye Virtual, pada Jum’at (08/11/2024) siang.
Menanggapi hal itu, Lembaga Aliansi Indonesia Divisi Investigasi dan keagamaan Benyamin Tipa Sara’pang, S.Pak., menurutnya, kemungkinan pihak panitia pelaksana lupa memberikan undangan atau diduga ada faktor kesengajaan agar Dr. Marthen Rantetondok, SH, M.Hum tidak hadir di kegiatan itu.
Benyamin pun menuturkan, padahal beliau juga salah satu tokoh masyarakat di Kete’ Kesu. Bukan hanya itu, ironisnya lagi, kegiatan tersebut diadakan di Tongkonannya sendiri. Kasihan pak Marthen atau MRT tidak di undang di sidang raya tersebut.
“Bagaimana perasaan kita kalau di Rumah kita sendiri tidak diundang kasian pak Marten kalau begitu,” timpalnya.
Untuk itu kata dia, bahkan Paslon lain pun diundang yakni pasangan calon 02 Andrew Branch Silambi, Jon Diplomasi dan Pasangan Calon Dr, Sadrak Tombeng.
“Entah Panitia terkesan lupa atau diduga ada unsur kesengajaan tidak memberikan undangan kepada MRT kalau dipikir masih di Tongkonan Pak Marten acara itu berlangsung. Padahal semua dapat undangan baik itu pihak pemerintah maupun tokoh masyarakat.

Lebih lanjut dia mengatakan, “Sejumlah Paslon Bupati Torut dan Tator hadir di kegiatan tersebut. Adapun kehadiran Ombas diundang mungkin karena kapasitasnya sebagai Bupati yang lagi cuti kampanye atau pejabat Bupati non aktif,” ungkap Benyamin.
“Kenapa bisa pak Marten Rantetondok tidak dapat undangan atau tidak diundang. Beliau kan orangnya bisa dikatakan orang dikenal dari berbagai kalangan alias tokoh masyarakat setempat. Masa sih, yang lain dapat undangan sedangkan beliau tidak. Ada apa ya… sebenarnya?,” ketusnya.
“Ini menjadi pertanyaan bagi saya. Apalagi Sidang Raya ini dibuka langsung oleh Menteri Agama dan dihadiri oleh para pemuka agama dari seluruh Nusantara. Jangan-jangan panitianya tebang pilih,” ujarnya kepada wartawan, pada Jumat (8/11/2024) malam.
Terkait hal ini, ketua panitia Sidang Raya XVIII, Pdt. Musa Salusu yang juga mantan Ketua BPS Gereja Toraja kala itu, menjelaskan terkait sorotan warganet, menurutnya ia tak mampu menghafal satu demi satu. Itupun banyak yang datang tanpa undangan.
“Waduuh, saya tidak mampu menghafal semua orang, tetapi banyak yang datang tanpa undangan karena ini ibadah. Istrinya kalau tidak salah dapat undangan. Maaf untuk semua ini ya,” kata Pdt. Musa Salusu saat dikonfirmasi wartawan media ini via WhatsApp messengernya, pada Jum’at (08/11/2024) malam.
Sekedar diketahui acara pembukaan ini dihadiri sekitar 5.000 peserta dan tamu undangan dari berbagai kalangan, termasuk pejabat dari Pemerintah Provinsi Sulsel, Anggota DPR-RI, DPRD Provinsi.
Turut hadir Anggota DPRD Torut, unsur Forkompinda Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, Tokoh masyarakat, PJS Bupati Torut Amson Padolo, Bupati/ Wakil Bupati Non Aktif Yohanis Bassang – Frederik Viktor Palimbong dan sejumlah awak media yang meliput kegiatan tersebut.(*)
Editor : Ari Kasih