TORAJA adalah sebuah daerah pegunungan di Sulawesi Selatan yang dihuni sebuah komunitas bernama etnis Toraja. Daerah pegunungan Toraja memiliki hawa dingin dengan adat-istiadatnya yang tipikal atau khas tradisional.
Di Toraja terdapat dua daerah otonom, yakni Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara. Komunitas ke-2 daerah otonom ini memiliki karakter dan sifat khas yang tentu saja masing-masing berbeda.
Dibanding Tana Toraja, orang Toraja Utara memiliki sifat dan karakter yang sedikit dinamis dan cenderung meledak-ledak serta temperamental. Sebaliknya, orang Tana Toraja cenderung memiliki tabiat tenang, adem ayem, dan tidak mudah terbawa emosi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan kondisi karakter masing-masing, dapat dibayangkan bahwa karakter dan gaya kepemimpinan yang dibutuhkan untuk Tana Toraja dan Toraja Utara juga berbeda.

Gaya, karakter dan tipe seorang pemimpin untuk Tana Toraja, harus orang yang tenang dan cerdas. Sedang untuk Toraja Utara, dibutuhkan pemimpin yang tegas, keras, penuh disiplin, berani, dan cepat-tepat serta cerdas mengambil keputusan maupun tindakan.
Kriteria ini dimiliki sosok Ombas. Ini berbanding terbalik dengan Dedy yang cenderung tenang, penuh tenggang rasa, dan tidak tegas.
Dengan segala kekurangan dan kelebihan ke-2 sosok, Ombas dan Dedy, maka masing-masing partnernya yakni Marthen Rante Tondok dan Andrew Branch Silambi, harus bisa mengimbangi kelemahan cabupnya.
Khusus Cawabup Dedy, Andrew, jika melihat watak yang dimiliki, tampaknya tidak bisa menutupi kelemahan Dedy, bahwa harus tegas, keras dan berani.
Performa Andrew dalam public speaking juga belum memadai. Ini mungkin karena faktor mental dan usianya yang tergolong muda serta belum berpengalaman, sehingga terkesan belum siap dan labil.

Sedang sosok Marthen Rantetondok, mengingat dia mantan pejabat di Kanwil ATR/BPN Sulsel, dengan gelar Doktor dan Master Hukum, sudah pasti punya nilai tambah tersendiri untuk bekal dia mendampingi Ombas memimpin ke-2 kali Toraja Utara ke depan.
Dalam konteks kapasitas atau kompetensi sumber daya manusia (SDM) ke-4 figur pemimpin Toraja Utara yang akan berlaga dengan formasi head to head Nopember mendatang, maka pasangan calon Ombas-Marthen lebih tepat memimpin Toraja Utara.
Tidak bermaksud mengerdilkan semangat juang dan eksistensi duet Frederik Victor Palimbong-Andrew Branch Silambi, keduanya masih punya waktu dan kesempatan untuk membenahi diri agar siap berlaga 2029 atau lima tahun ke depan.
Tulisan ini dibuat sekaligus untuk menjawab pertanyaan mengapa harus memilih Ombas-Marthen periode 2024-2029. Ya…karena Toraja Utara dan masyarakatnya membutuhkan.
Masyarakat di sini bukan hanya kalangan elit dan ASN, tapi juga masyarakat lapisan bawah atau akar rumput yang hidupnya banyak di pedalaman, di lembang (desa), bahkan kaum marginal, yang populasinya jauh lebih banyak dan cenderung pragmatis. Bagaimana pendapat Anda?
*) Kolumnis dan Wartawan Senior jebolan Sastra Inggris, Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin. Selain menjabat Kepala Perwakilan Sulawesi Media 60Menit, penulis juga Pimpinan Redaksi PMTINEWS, TRANSTRIBUN, dan OMBAS.ID. Juga aktif di NGO sebagai Ketua Toraja Transparansi, Direktur Eksekutif WASINDO (Pengawas Independen Indonesia), Anggota Presidium AMTAK (Aliansi Masyarakat Toraja Anti Korupsi), dan Aktivis LP3KN (Lembaga Pemantau Pembangunan dan Pengelola Keuangan Negara).
By: Drs. Tommy Tiranda *).
Penulis : Tommy Tiranda
Editor : Mohammad Jamaludin